Sabtu, 23 Oktober 2010

pelatihan pelatih sekolah kelas rangkap

Memenuhi permintaan bantuan dalam pembelajaran kelas rangkap dari beberapa daerah, Pelatihan Pelatih diselenggarakan di Banyuwangi, Jawa Timur pada tanggal 6 - 9 Maret 2006.

Sebanyak 64 peserta, termasuk guru, kepala sekolah, pengawas dan komite sekolah mewakili 7 kabupaten/kota mengikuti pelatihan selama tiga setengah hari. Daerah yang ikut adalah Banyuwangi, Pacitan, Probolinggo, Banyumas, Kebumen, Batu, dan Blitar.

Semua kabupaten/kota saat ini ada yang sudah mempunyai sekolah dengan pembelajaran kelas rangkap atau mempunyai potensi untuk mengubah struktur sekolah-sekolah yang ada secara lebih efisien dengan menggunakan pendekatan kelas rangkap.

Dalam hal ini Pacitan mendahului daerah lain dengan melakukan restrukturisasi sekolahnya. Peserta berpartisipasi dalam kegiatan menyangkut struktur, perencanaan dan pembelajaran di sekolah kelas rangkap.

Setelah mempelajari statistik dari dua kabupaten, peserta terkejut melihat bahwa dalam banyak kasus, ada banyak kelebihan guru, tidak kekurangan guru seperti yang dipercayai banyak orang.

Masalahnya bukan kekurangan guru, tetapi pendistribusian guru yang tidak efektif. Beberapa guru mempunyai kelas yang sangat kecil, yang lain ada yang mempunyai terlalu banyak siswa, dan kedua-duanya tidak efektif dan tidak efisien.

Beberapa guru mengira mereka melakukan pembelajaran kelas rangkap karena mengajar dalam dua shift, misalnya kelas 1 untuk shift pertama, dan kelas 2 untuk sisa waktu sampai sekolah usai.

Pembelajaran kelas rangkap adalah pembelajaran lebih dari satu kelas pada saat yang sama, dengan menggunakan satu program yang dikembangkan oleh guru. Pembelajaran kelas rangkap bukan pembelajaran dua kelas secara terpisah.
Satu Ukuran Tidak Pas Untuk Semua

Peserta merasa tidak nyaman ketika diminta bertukar sepatu dan berjalan keliling kelas. Berjalan dengan sepatu yang terlalu besar atau terlalu kecil sangat sulit dan tidak nyaman. Dengan cara yang sama, semua siswa tidak "berukuran sama". Kita minta semua siswa melakukan pekerjaan yang sama dan kadang-kadang tidak pas untuk mereka.

Mereka memerlukan kegiatan yang dirancang agar tepat untuk mereka dan guru dapat melakukan ini dengan memberi kegiatan dengan tingkat kesukaran yang berbeda-beda sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Hal ini penting untuk kelas rangkap maupun kelas biasa.


"Sepatu ini terlalu besar".


Peserta belajar mengenai perencanaan untuk kelas rangkap dengan menggunakan tema yang sama dengan kegiatan yang berbeda, daripada mengembangkan dua progam yang berbeda untuk masing-masing tingkat kelas.

Mereka belajar tentang strategi pembelajaran dan mengembangkan tiga strategi pembelajaran yang bermanfaat untuk kelas rangkap, dan memilih satu strategi untuk diujicobakan dalam praktik mengajar.

Strategi yang diperkenalkan termasuk Kerjakan, Bicarakan dan Catat (Do, Talk and Record), Satu Masukan, Banyak Keluaran (One Input, Many Outputs) dan Kartu Tugas untuk membuat kegiatan-kegiatan dengan tingkat kesukaran yang berbeda-beda, berdasarkan tema yang sama.

"Sepatu ini terlalu kecil".

Peserta melakukan praktek di sekolah kelas rangkap yang kecil dan di sekolah-sekolah di kota Banyuwangi dengan kelas yang dicampur untuk mendapatkan situasi kelas rangkap.

Banyak guru merasa kuawatir menghadapi 2 kelas pada saat yang sama, tetapi setelah dipraktekkan, mereka merasa lega dan senang dengan pengalaman tersebut dan menyadari tidak sesulit seperti mereka pikirkan sebelumnya.

Satu gagasan lain yang diperkenalkan adalah Pusat Belajar (Learning Centre), yang bermanfaat di semua kelas, tidak hanya untuk kelas rangkap.

Pusat-Pusat Belajar: Pusat Perjalanan

Pusat Belajar memberikan kegiatan-kegiatan berdasarkan satu tema, atau satu mata pelajaran, dan merupakan tempat di mana siswa dapat menggunakan kalau mereka sudah menyelesaikan pekerjaan, atau dapat merupakan satu tempat di mana kelompok-kelompok siswa dapat mengerjakan satu tugas. Pusat Belajar pada gambar menunjukkan sumber-sumber untuk memberikan stimulasi kepada siswa untuk menulis tentang tema perjalanan.

Di meja ada bermacam-macam tiket pesawat, tiket bis dan kereta api, formulir untuk bermacam-macam alat transport seperti mobil dan kereta api di mana siswa dapat menuliskan isian, kertas kosong, lem dan gunting untuk mendorong siswa membuat sendiri tiket mereka, membuat disain perjalanan mereka sendiri, atau menuliskan pengalaman perjalanan mereka sendiri.

Guru dapat menggunakan sumber tersebut untuk berbagai keperluan sebagai untuk siswa bekerja mengenai perjalanan dan tema transport. Cobalah di kelas Anda sendiri dan saksikan bagaimana siswa senang menggunakannya.


Isu-isu Untuk Didiskusikan di Tingkat Daerah dan Sekolah

  • Kebanyakan guru percaya ada kekurangan guru, di mana kenyataannya jumlah guru lebih dari cukup. Pendistribusian guru sangat tidak efektif.

  • Beberapa guru mempunyai kelas yang besar, sedangkan guru lain di sekolah yang sama mempunyai kelas yang kecil. Ini tidak adil untuk siswa maupun guru.

  • Beberapa guru bekerja dalam shift untuk mengajar 2 kelas, sedangkan sebetulnya mudah mengajar semua siswa tersebut pada saat yang sama.

Pembelajaran kelas rangkap dapat membantu memecahkan beberapa masalah tersebut. Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten perlu menganalisa data dan perencanaan untuk membuat penggunaan staf pengajar lebih efektif dengan pembentukan sekolah-sekolah dengan kelas-kelas rangkap.

RTI INTERNATIONAL Managing Basic Education (MBE) USAID

MACAM- MACAM SENI

 Tentang Macam – Macam Seni:

Di zaman sekarang ini seni memang sangat berpengaruh terhadap perkembangan IPTEK. Kita tidak bisa terlepas dari yang namanya seni, tanpa adanya seni hidup kita tidak akan indah, karena seni merupakan hal pendukung terbentuknya keindahan. Misalnya saja rumah, tanpa adanya rasa keindahan, maka rumah yang kita huni sekarang ini akan bermodel kuno. Begitu juga dengan tekhnologi yang sekarang ini berkembang, pasti didukung dengan adanya seni. Contohnya adalah motor, motor zaman dulu dengan yang sekarang pasti mempunyai model yang berbeda. Pastinya yang sekarang lebih bagus dari pada yang dulu. berikutu ni adalah macam macam seni yang akan saya jelaskan secara umum :

Macam Macam Seni

1. Seni Rupa

Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan memanfaatkan unsur rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan ke dalam bentuk gambar, lukis, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.
Kompetensi dasar yang harus dicapai bidang seni rupa adalah meliputi kemampuan memahami dan berkarya lukis, kemampuan memahami dan membuat patung, kemampuan memahami dan berkarya grafis ,kemampuan memahami dan membuat kerajinan tangan, serta kemampuan memahami dan berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi in pada dasarnya telah ditetapkan sebagai kecakapan seseorang yang mampu menguasai bidang kerupawanan.
Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan dinamisme hingga jaman melenium. Seni Rupa menjadi salah satu bagian cabang seni yang secara performatif mempresentasikan wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan dirasakan ke dalam klasifikasi bentuk seperti telah disebut pada bagian atas. Representasi bentuk seni rupa dipertimbangkan secara sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai dasar perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud mediasi bentuk kasat mata yang dekat ke arah perlambang gambar, lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan multimedia. berhubungan dengan unsur cabang kesenian.

2. Seni Musik

Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik. Unsur lain dalam bentuk harmoni, melodi dan notasi musik merupakan wujud sarana yang diajarkan. Media seni musik adalah vokal dan instrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain terdiri dari seruling, gambang kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang serta arumba. Jenis alat musik Barat antara lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum, musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet.
Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari seni musik meliputi kemampuan memahami dan berkarya musik, pemahaman pengetahuan musik mencakup harmoni, melodi dan notasi musik serta kecerdasan musikal yang memungkinkan seseorang dapat beradaptasi dengan perangkat musik secara cepat. Di sisi lain, kemampuan memahami dan membuat notasi, kemampuan mengaransemen, serta praktik dasar maupun mahir dalam banyak alat atau instrumen secara terampil, serta kemampuan memahami dan membuat multimedia. Seni musik yang lebih mempromosikan unsur bunyi sebagai medium dasar musik lebih memiliki proporsi pada bunyi yang teratur, bunyi yang berirama, serta paduan bunyi yang menjurus kepada eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme, melodi maupun harmoni. Seni musik banyak berkembang pada komunitas masyarakat yang memiliki aliran klasik, ekspresionis, eksperimentalis, dan fluonsis dengan memetakan perkembangan musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada. Seni musik tumbuh-kembang sejak zaman Renaissance hingga abad milenium. Secara progresif aliran musik yang berkembang pada saat ini lebih ke arah musik yang memiliki tonasi, interval, dan harmoni secara varian.
Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya. Bunyi sebagai media ungkap menjadi salah satu alat komunikasi dalam menginternalisasikan makna bunyi ke dalam penerjemahan kuantum dari pikiran aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara penyampaian makna musik untuk dapat dimengerti oleh penonton. Dengan demikian makna penataan musik semakin mudah dipahami, dimengerti dan menjadi media komunikasi antara penata musik dengan penghayat musiknya.

3. Seni Teater

Kompetensi dasar bidang seni teater mencakup kemampuan memahami dan berkarya teater, kemampuan memahami dan membuat naskah, kemampuan memahami berperan di bidang casting kemampuan memahami dan membuat setting atau tata teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai perangkat tambahan dalam membidangi seni teater.
Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di luar dirinya adalah penguasaan khusus yang harus dikuasai secara teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan membuat sarana dan prasarana perlengkapan berbasis multimedia adalah pendekatan aktual yang harus dikuasai seorang dramawan dalam kaitannya dengan penyajian teater berbasis teknologi. Seni teater juga sebagai bagian integral kesenian memiliki media ungkap suara dalam wujud pemeranan. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting, pembawaan, diksi, intonasi, pengaturan laring dan faring secara konsisten adalah bagian penting dari penjelmaan profesi yang harus dimiliki.

4. Seni Tari

Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.
Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari meliputi tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan tujuan koreografer dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan memahami an berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan memahami dan membuat perangkat multimedia hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan teknologi. Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana tarian tersebut berasal.
Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral maupun yang sekuler, tradisional maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman prasejarah hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu membantu sejarah kehidupan tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga akhir zaman.Seni tari memerlukan media gerak. Gerak murni atau wantah tidak memiliki maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki makna maksud-maksud tertentu dan apabila dibangun dengan unsur keindahan, maka gerakan tari semakin halus, estetis, dan geraknya memiliki bangunan ekspresi bentuk yang diungkapkan manusia untuk dinikmati.Seni tari banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dinamisme dan animisme. Oleh sebab itu, sejak zaman dulu tarian sudah memiliki peran fungsi yang sentral dalam kehidupan beragama. Peran tari dalam upacara terkait dengan cara dan tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara keagamanaan atau ritual. Seni tari mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual yang dipengaruhi kepercayaan animisme dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam setiap upacara keagamaan. Dalam perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif melalui dramatari prembun, hingga sendratari jenis kesenian yang lahir pada zaman modern. Pada masyarakat modern yang dinamis ini, kehadiran seni tari memerlukan hadirnya penari yang baik, guru-guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu merumuskan masa depan tari secara proporsional. Oleh sebab itu, beberapa hal harus diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar dapat memenuhi syarat sebagai penari yang profesional.

5. Kerajinan Tangan

Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan. Hal kerajinan tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni lipat,seni dekoratif, serta seni yang menekankan keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya pengembangan kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan gersang apabila kita tidak memiliki kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan memperluas cakrawala serta keanekaragaman pengetahuan seseorang. Secara aktual kesenian yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural, dan multidimensional.
Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang seni yang paling kalian senangi. Coba berilah contoh salah satu cabang seni yang paling kamu senangi dalam bentuk karya seni yang pernah kalian buat atau kalian kenali.

6. Seni Berwawasan Teknologi

Pertumbuhan perkembangan ilmu pengetahuan secara signifikan mampu mengadopsi berbagai penerapan pengetahuan ke dalam munculnya cabang pengetahuan baru.Salah satu reformasi di bidang pengetahuan yang berhubungan dengan seni adalah munculnya cabang seni berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih.
Cabang pengetahuan seni yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi adalah munculnya cabang seni, seperti seni peran (khususnys sinetron), pendokumentasian (sinema), audio-visual (keproduseran) dan lain-lain. Wahana penjajagan pengetahuan di bidang yang berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih tersebut memunculkan garapan pengetahuan di bidang seni peran dan adaptasinya. Munculnya cabang seni berwawasan teknologi menjadi pertanda bahwa wahana pengembangan seni dan pengetahuan kesenian dalam kaitannya dengan wawasan teknologi mampu mengadaptasikan pengetahuan baru sebagai wadah penuangan bakat-bakat seni berhubungan dengan penggunaan alat-alat canggih.
Kesenian sebagai sebuah metodologi memperkenalkan seseorang memahami obyek ke dalam permasalahan-permasalahan yang dikaitkan dengan pekerjaan seni dan bersosialisasi. Dengan imajinasi, seseorang yang mempelajari seni dapat berangan-angan terutama dalam menemukan hal baru, menciptakan hal baru, serta memodivikasi berbagai temuan yang sudah ada ke bentuk baru sebagai representasi sesuatu yang telah lama ada.
Cabang-cabang kesenian seperti telah disebut di atas merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk mendatangkan inspirasi bagi banyak orang. Imajinasi seseorang yang belajar kesenian dapat dikembangkan secara lebih luas dengan meningkatkan dan mengembangkan bahasa gerak, rupa, bunyi, dan suara untuk tetap tumbuh dan berkembang menurut tingkat dan reputasi bahasa tubuh, bahasa gerak, serta bahasa bunyi dikombinasikan dengan pendekatan psikologis.

Kegiatan kesenian yang terbungkus dalam pembuatan seni berupa karya seni berhubungan dengan refleksi ide-ide, dan tindakan-tindakan yang terkait dengan proses berkesinambungan.

Kegiatan seni melibatkan beberapa aspek multilingual, multikultural dan multidimensional mampu menjangkau secara luas atas beberapa hal yakni.
  1. Menyiapkan pendidikan yang sejajar,
  2. Mengembangkan pengetahuan berbagai budaya
  3. Memberikan nilai masyarakat, Mengenalkan budaya dalam dunia pendidikan, serta,
  4. Membantu pendidik dan terdidik mengembangkan perspektif multibudaya.
Dalam ranah khusus, konsep pengembangan kewirausahaan menjadi konsep dasar pengembangan penulisan buku ini. Sebagai bahan kajian, jawaban yang integral dapat menjembatani lahirnya pengembangan kewirausahaan ke dalam pendidikan model profesional. Model ini digunakan dalam pendidikan untuk mencetak profesionalisme penari yang berkualitas, memiliki kompetensi, memiliki kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan profesionalismenya baik di depan umum maupun d lingkup pendidikan formal yang dimiliki.
Model profesional sebagai alat pengemban pendidikan di dalamnya memiliki indikator yang dapat menjadi arah pelaku seni yang kompeten terhadap penciptaan seni dan seperangkat keahlian dalam gaya, teknik, dan metodologi yang dapat digunakan sebagai pendekatan keahlian yang diterapkan. Konsep profesional ini dibekali dengan ide yang dibalut kerja kreatif, jadwal terprogram, serta proses penuangan yang dilandasi oleh profesionalisme sehingga pengalaman ke depan menjadi semakin terasah. Penekanan kerja mandiri dan tindak kreatif yang terstruktur menjadi kemampuan profesional menjadi semakin bertumpu pada landasan yang kuat dan memadai. Dengan demikian proses ke depan terjadi simulasi yang mengerucut dan mampu menjadikan seseorang yang mempelajari dengan konsep profesional dapat menciptakan kewirausahaan secara jelas. Di sini dibutuhkan penempaan yang memiliki landasan basis profesional sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan seorang profesional menjadi tangguh dalam berwirausaha serta potensial dalam menghadapi tantangan di masa depan. Dengan demikian wahana konsep ini selayaknya digunakan untuk menempa bibit-bibit profesional menjurus ke jalur yang sudah diatur atau ketentuan yang tidak dapat ditawar lagi. Beberapa indikator profesional dalam bentuk keterampilan adalah sebagai berikut di bawah ini.
  1. Menekankan kepada produk/hasil,
  2. Pengetahuan profesionalisme menjadi model yang dicita-citakan,
  3. Obyektivitas dan latihan menjadi pengalaman batin yang terasah,
  4. Gaya penyampaian dan teknik profesional menjadi simbol konsep profesional,
  5. Prosedur imitatif, latihan, demonstrasi, dan unjuk kreativitas simbol profesionalismenya,
  6. Kemampuan, kemahiran, dan penampilan diri menjadi watak dan karakteristik konsep profesional mampu berkembang mandiri, dan berkelompok koloni.
  7. Karakteristik berproses dalam menghasilkan produk berkualitas adalah simbol pematangan diri dan penempaan mentalita pengalaman yang terasah dalam performa profesionalisme yang diidamkan.
  8. Profesionalisme yang dibina meliputi pelaku profesional, artis dan koreografer.
Itu tadi adalah sekilas penjelasan saya tentang seni yang mudah mudahan akan bisa menambah wawasan teman teman tentang seni. “Jadilah seniman yang baik, seniman yang baik tidak membutuhkan alkohol untuk mendapatkan inspirasi”.

SENI BUDAYA INDONESIA


Cawi Setiawan
|  1 November 2009  |  11:34
4566
0
2 dari 2 Kompasianer menilai Bermanfaat.
Senang dan turut bangga, membaca Kompas pagi ini dengan adanya lagi Seni Budaya Indonesia yang dapat pengakuan dunia melalui permainan Kolintang dan musik bambu secara massal di Stadion Maesa, Tondano, Sulawesi Utara pada hari Sabtu 31 Oktober 2009. Kedua seni musik tradisional ini sekarang tercatat dalam buku rekor dunia, The Guinnes Book World of Records.

Persyaratan minimal untuk dicatat dalam  buku Guinnes World Records (GWR) musik tradisional ini harus dimainkan oleh 1.000 orang, namun pada pertunjukan tersebut Kolintang dimainkan oleh 1.223 orang dan musik bambu pesertanya bahkan mencapai 3.011 orang, Walaupun tidak menyaksikan secara langsung, namun dapat dibayangkan jika musik ini menjadi demikian ‘kolosal’ indahnya. Penyerahan sertifikat oleh perwakilan GWR, Lucia Sinigagliesi diterima pemrakarsa pergelaran, Benny J. Mamoto, Direktur Seni Budaya  Sulawesi Utara, kemudian diserahkan kepada Bupati Minahasa, Vreeke Runtu.

Menurut Lucia Sinigagliesi, hasil penelitian tim GWR di London, Inggris, menunjukkan: instrumen, melodi dan irama pada kolintang dan musik bambu tradisional Indonesia belum ada yang menyamai di dunia. Oleh karenanya GWR mencatat keduanya sebagai wujud seni tradisi yang menakjubkan dunia.

Sebelumnya, pada tanggal 2 Oktober 2009, Batik Indonesia oleh UNESCO PBB ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia tak benda yang mempunyai keunikan dan filosofi mendalam. (Baca juga: http://edukasi.kompasiana.com/2009/09/29/aku-cinta-produk-indonesia-dan-peristiwa-pemanasan-global/ ). Menjelang tanggal 2 Oktober, penulis turut merasakan ‘euforia Batik’ dimana-mana, karena pada sebagian besar sekolah mewajibkan siswa-siswinya untuk memakai Batik.  Tapi bangga juga, kita pakai Batik dan melihat Guru dan siswa sekolah, pegawai Bank, penyiar TV dan yang lainnya banyak yang pakai Batik. Agar lebih memasyarakat dan tidak sekedar ‘euforia’ untuk selanjutnya pemakaian ‘baju batik’ sebaiknya dijadwalkan sebagai seragam tetap minimal 1 minggu 1 kali pada setiap sekolah, dan semua ujung tombak pelayanan umum baik pegawai negeri maupun swasta, dan kita pun juga bisa mulai membiasakan diri memakai Batik tidak hanya untuk kepentingan resmi, tapi juga sebagai pakaian sehari-hari setidaknya dipakai seminggu sekali. Dengan demikian Batik pun memang tidak terbantahkan, terlihat sebagai bagian yang tidak terpisahkan bagi masyarakat di Indonesia, selanjutnya Batik bisa berperan sebagai bagian dari industri pariwisata Indonesia dan dijadikan ‘cenderamata’ asli produk lokal oleh turis mancanegara yang sedang berkunjung ke Indonesia.  

Warisan Seni Budaya Indonesia yang tersebar di  33 provinsinya, sangat banyak dan sangat beragam, lihatlah kita punya alat musik tradisional seperti: angklung, bende, calung, gamelan, gendang Bali dsb, gong, jidor, kecapi, kenong, rebab, sasando, suling, tifa dan masih banyak lainnya. Selain pakaian Batik, kita juga punya: kebaya, baju kurung songket, kain tenun ikat, ulos, baju bodo, pakaian tradisional Dayak Bali sampai dengan ‘koteka’.   Selain ‘Tari Pendet’ yang sempat ‘heboh’ dulu, masih banyak tarian tradisional yang lainnya seperti tari kecak, tari piring, tari saman seudati, meuseukat, tor-tor, topeng, tayub, wayang orang, ondel-ondel, cokek, jaipongan dan sebagainya.  Pada bidang arsitektur, rumah-rumah tradisional Indonesia sebagian besar diberi seni ukir dan hiasan yang sangat indah, juga memiliki filosofi yang mendalam dalam setiap detail pembuatannya. Bangunan tradisional ini pada umumnya terbuat dari bahan yang ringan, kompak dan teruji oleh waktu serta kokoh dan kuat menahan bencana gempa bumi.

Perlukah pengakuan dunia bagi Seni Budaya Indonesia ?
Penetapan Seni Budaya Indonesia sebagai Warisan Budaya dunia oleh PBB maupun pencatatan prestasi pada Guinnes World Records (GWR), selain wujud pemberitahuan dan pengetahuan kepada dunia luar (semoga tidak ada claim ganda lagi dari Negara lain),  akan memberikan dampak yang sangat positif bagi perkembangan industri pariwisata di Negara kita, Indonesia dan yang paling penting adalah sebagai catatan sejarah perjalanan Seni Budaya umat manusia agar tetap terus dikenal, diperlihatkan, dipraktekan oleh generasi penerus dan semoga tidak sekedar dikenang sebagai ‘kenang-kenangan’ bahwa di Indonesia pernah ada Seni Budaya ini dan itu sebagai nostalgia yang ‘tidak diwariskan’ oleh generasi penerus.

Semoga institusi pendidikan di Indonesia semakin peduli dan memasukan Seni Budaya Indonesia pada kurikulumnya tidak sekedar teori namun praktek dan pemrakarsa pertunjukan Seni Budaya Indonesia seperti  Bapak Benny J. Mamoto diatas, akan semakin banyak dan kita tertantang untuk berprestasi terbaik dibidang masing-masing. Sebaiknya pemerintah melalui masing-masing provinsi secara berkala mengadakan lomba seni budaya tradisional dan pemenangnya selain mendapat piala, piagam penghargaan juga mendapat kesempatan tampil pada panggung hiburan di setiap obyek wisata secara terpadu, sehingga industri pariwisata dapat lebih menarik dan lebih maju serta Seni Budaya Indonesia tetap terjaga, dapat dilestarikan dan tidak dilupakan oleh generasi penerus.

Senin, 18 Oktober 2010

pendidikan seni


Manfaat Pendidikan Seni (Bagi Anak)

Rabu, Agustus 13, 2008
Tak dapat dipungkiri seni selalu ada disekitar kita. Karena itu, ada baiknya Anda menggunakan seni untuk perkembangan kecerdasan anak. Berikut ini sejumlah manfaat bila anak belajar seni :
1. Anak jadi lebih mudah menyerap masukan dan saran yang diberikan.
2. Kepekaan terhadap alam menjadi lebih baik karena terbiasa membuat sesuatu yang indah.
3. Memberikan kesenangan dan dapat membantu buah hati mempelajari berbagai ketrampilan yang perlu dikuasai, atau sesuatu dengan bakat mereka.
4. Membantu anak mengekspresikan dan mengembangkan kreatifitasnya dengan bebas.
5. Anak mampu mengendalikan emosi, perasaan sedih atau senang. Emosi itu dapat di curahkan melalui karya seni yang mereka hasilkan.
6. Imajinasi anak bisa berkembang lewat karya yang dihasilkan.
7. Membangun perasaan pada anak dan memberi banyak pengalaman seni kreatif.
8. Apresiasi mereka terhadap keindahan akan tumbuh dan berkembang dalam dirinya. Kalau kepekaan itu sudah tumbuh, anak bisa menghasilkan karya yang bagus.
9. Pendidikan seni bisa memberi pengaruh positif dalam hal persepsi emosi anak